makalah model pembelajaran saintifik


MAKALAH
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
“Konsep, teori, prinsip dan sintaks (pengetahuan prosedural) model pembelajaran saintifik”


Dosen pengampu :
Prof.Dr.Drs.Ekawarna,M.PSi

Disusun oleh :
Aminah Ramalia       (RRA1A116010)
Liskayeni Romita S   (RRA1A116035)
Aditya Chairul          (RRA1A116006)






PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI



KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul "konsep, teori, prinsip dan sintaks (pengetahuan prosedural) melalui pendekatan saintifik". Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini  dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain.

Tim Penyusun


10 september 2018



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii

BAB I  PENDAHULUAN
A.    Latar belakang....................................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah.................................................................................................. 2
C.     Tujuan.................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A.    Konsep pembelajaran dengan pendekatan saintifik............................................. 3
B.     Hakikat pendekatan ilmiah (scientific approach)................................................. 5
C.     Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik.............................................. 7
D.    Prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik.............................................. 7
E.     Langkah-langkah dalam pembelajaran saintifik................................................... 8
F.      Peran guru dalam pembelajaran saintifik kurikulum 2013................................. 11

BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan........................................................................................................ 13
B.     Saran.................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 15



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pada hakikatnya, proses belajar mengajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya memiliki berbagai komponen yang saling bekerja sama dan terpadu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode dan strategi belajar mengajar, alat atau media, sumber pelajaran dan evaluasi. Tentu saja, sebelum memutuskan untuk menerapkan metode dan media tertentu dalam pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu mengenali karakteristik siswa dan karakteristik bahan ajar.
Dalam konsep lama model penyampaian informasi, pendidik (teacher) berperan sebagai seorang expert yang menyampaikan informasi kepada peserta didik (learner). Akan tetapi, seiring dengan perubahan kurikulum, pembelajaran dituntut untuk lebih melibatkan peran aktif peserta didik (Nurul, 2009). Apalagi saat ini siswa mempunyai kreativitas yang lebih tinggi, memiliki keinginan untuk mencari dan mendapatkan sesuatu yang baru, anti kemonotonan dan berjiwa dinamis. Karakter seperti ini tentu saja harus diikuti dengan pola pengajaran guru yang mampu menampung perubahan tersebut. Guru hendaknya memiliki kepekaan menyediakan, menunjukkan, membimbing, dan memotivasi siswa agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses tersebut, bantuan guru diperlukan. Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya peserta didik atau semakin tingginya kelas peserta didik.



B.     Rumusan masalah
a.       apakah yang dimaksud dengan konsep pembelajaran dengan pendekatan saintifik?
b.      apakah yang dimaksud dengan hakikat pendekatan ilmiah (scientific approach)?
c.       Apakah yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik?
d.      Apakah yang dimaksud dengan prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik?
e.       Apa saja langkah-langkah dalam pembelajaran saintifik?
f.       Apakah peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik?

C.    Tujuan
a.       Untuk mengetahui konsep pembelajaran dengan pendekatan saintifik
b.      Untuk mengetahui hakikat pendekatan ilmiah (scientific approach)
c.       Untuk mengetahui tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
d.      Untuk mengetahui prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik
e.       Untuk mengetahui langkah-langkah dalam pembelajaran saintifik
f.       Mengetahui peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Konsep pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu banyak pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya dengan metode, padahal berbeda. Dalam pendekatan dapat dioperasionalkan sejumlah metode. Misalnya, dalam penerapan pendekatan saintifik dapat dioperasionalkan metode observasi, metode diskusi, metode ceramah, serta metode lainnya. Artinya, pendekatan itu lebih luas dibandingkan metode pembelajaran.
Pendekatan ilmiah berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Kurinasih, 2014:29) . Pendekatan saintifik dimaksudkan memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada infromasi searah guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberi tahu.
Terdapat tiga prinsip utama dalam menggunakan pendekatan ilmiah; yaitu:
1.    Belajar peserta didik aktif, dalam hal ini termasuk inquiry-based learning atau belajar berbasis penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok, dan belajar berpusat pada peserta didik. Assessment berarti pengukuran kemajuan belajar peserta didik yang dibandingkan dengan target pencapaian tujuan belajar.
2.    Keberagaman mengandung makna bahwa dalam pendekatan ilmiah mengembangkan pendekatan keragaman. Pendekatan ini  membawa konsekuensi peserta didik unik, kelompok peserta didik unik, termasuk keunikan dari kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta konteks.
3.    Metode Ilmiah merupakan teknik merumuskan pertanyaan dan menjawabnya melalui kegiatan observasi dan melaksanakan percobaan. Dalam penerapan metode ilmiah terdapat aktivitas yang dapat diobservasi seperti mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pelaksanaan metode ilmiah tersusun dalam tujuh langkah berikut:
1)      Merumuskan pertanyaan.
2)      Merumuskan latar belakang penelitian.
3)      Merumuskan hipotesis.
4)      Menguji hipotesis melalui percobaan.
5)      Menganalisis hasil penelitian dan merumuskan kesimpulan.
6)      Jika hipotesis terbukti benar maka dapat dilanjutkan dengan laporan.
7)      Jika Hipotesis terbukti tidak benar atau benar sebagian maka lakukan pengujian kembali.

Dalam Kurinasih (2014)  disebut pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.    berpusat pada siswa;
2.    melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum,
dan prinsip;
3.    melibatkan proses-prose kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa;
4.    dapat mengembangkan karakter siswa.

Penerapan metode ilmiah merupakan proses berpikir logis berdasarkan fakta dan teori. Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai. Karena itu kemampuan bertanya merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan berpikir ilmiah. Informasi baru digali untuk menjawab pertanyaan.
Oleh karena itu, penguasaan teori dalam sebagai dasar untuk menerapkan metode ilmiah. Dengan menguasi teori maka peserta didik dapat menyederhanakan penjelasan tentang suatu gejala, memprediksi, memandu perumusan kerangka pemikiran untuk memahami masalah. Bersamaan dengan itu, teori menyediakan konsep yang relevan sehingga teori menjadi dasar dan mengarahkan perumusan pertanyaan penelitian.

B.     Hakikat pendekatan ilmiah (scientific approach)
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik artinya pembelajaran itu dilakukan secara ilmiah. Oleh karena itu, pendekatan saintifik (scientific) disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.
Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum (Daryanto, 2014: 55).
Dapat diketahui bahwa metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Dengan demikian, pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari tenaga pendidik sebesar 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari tenaga pendidik sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.
Pada hakikatnya, sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas-kelas bisa dipadankan sebagai sebuah proses ilmiah. Oleh sebab itulah, dalam Kurikulum 2013 diamanatkan tentang apa sebenarnya esensi dari pendekatan saintifik pada kegiatan pembelajaran. Ada sebuah keyakinan bahwa pendekatan ilmiah merupakan sebentuk titian emas perkembangan dan pengembangan sikap (ranah afektif), keterampilan (ranah psikomotorik), dan pengetahuan (ranah kognitif) peserta didik. Melalui pendekatan ini diharapkan peserta didik dapat menjawab rasa ingin tahunya melalui proses yang sistematis sebagaimana langkah-langkah ilmiah. Dalam rangkaian proses pembelajaran secara ilmiah inilah peserta didik akan menemukan makna pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk mengoptimalkan kognisi, afeksi dan psikomotor. Para saintist juga berproses sebagaimana operasionalisasi pendekatan ini, yaitu dengan mengoptimalkan penalaran induktif dan deduktif untuk mencari tahu tentang suatu hal. Jika praktik ini diterapkan di sekolah, maka akan membentuk pembiasaan ilmiah yang berkelanjutan. Berikut ini bagan tentang pola berfikir secara ilmiah.

C.    Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.
1.    Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa;
2.    Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik;
3.    Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan;
4.    Diperolehnya hasil belajar yang tinggi;
5.    Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide khususnya dalam
menulis artikel ilmiah;
6.    Untuk mengembangkan karakter siswa.

Prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Beberapa prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.    Pembelajaran berpusat pada siswa;
2.    Pembelajaran membentuk student”s self concept;
3.    Pembelajaran terhindar dari verbalisme;
4.    Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasikan konsep, hukum, dan prisip;
5.    Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa;
6.    Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru;
7.    Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi;
8.    Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

D.    Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik merupakan ciri pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Di dalam Permendikbud Nomor 103 tahun 2014, dijelaskan bahwa terdapat lima langkah dalam pendekatan santifik, yaitu mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), menalar atau mengasosiasi (associating), dan mengkomunikasikan (communicating).
a.    Mengamati (observing)
Peserta didik menggunakan panca indranya untuk mengamati fenomena yang relevan dengan apa yang dipelajari. Milsalnya untuk mata pelajaran IPA: peserta didik mengamati pelangi, untuk mata pelajaran Bahasa Inggris: peserta didik mendengarkan percakapan, dan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia: peserta didik membaca teks.
Fenomena yang dapat diamati secara langsung maupun melalui media audio visual. Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah peserta didik mendapatkan pengetahuan secara faktual, pengalaman, dan serangkaian informasi yang belum diketahui (gap of knowledge).
Kegiatan mengamati juga akan membantu peserta didik menginventarisasi segala sesuatu yang belum diketahuinya tersebut. Supaya kegiatan mengamati dapat terlaksana dengan baik. Maka sebaiknya guru perlu menemukan fenomena yang akan diamati, merancang, mempersiapkan, menunjukan atau menyediakan sumber belajar yang relevan dengan Kompetensi Dasar atau materi pembelajaran yang akan diamati oleh peserta didik.
b.   Menanya (questioning)
peserta didik merumuskan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahaminya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat mencakup jawaban tentang pertanyaan faktual, konseptual maupun prosedural sampai pada pertanyaan yang bersifat hipoteti
hasil dari kegiatan ini adlaah serangkaian pertanyaan peserta didik. Khususnya yang mengarah atau relevan dengan indicator-indikator Kompetensi Dasar yang sudah dirumuskan. Guru membantu peserta didik dalam merumuskan pertanyaan berdasrkan daftar hal-hal yang ingin diketahui. Agar dapat melakukan atau menciptakan sesuatu.
Misalnya guru membantu peserta didik dengan merumuskan pertanyaan pancingan terkait dengan apa yang sedang diamati.
c.    Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting)
Peserta didik mengumpulkan data melalui berbagai teknik. Misalnya melakukan eksperimen, mengamati objek/kejadian/aktivitas. Wawancara dengan narasumber, membaca buku pelajaran/ kamus/ ensiklopedia/ serangkaian data statistik. Sedangkan guru memfasilitasi sumber-sumber belajar, lembar kerja (worksheet), media serta alat peraga, alat dan bahan eksperimen
Guru juga bertugas membimbing dan mengarakan peserta didik untuk mengisi lembar kerja menggali informasi tambahan yang dapat dilakukan secara berulang-ulang sampai peserta didik memperoleh informasi atau data yang dibutuhkan. Hasil dari kegiatan ini adalah serangkaian data atau informasi yang relevan dengan serangkaian Kompetensi Dasar.



d.   Menalar/mengasosiasi (associating)
Peserta didi mengolah informasi yang sudah dikumpulkan. Dalam taha kegiatan ini peserta didik memecah, memilah dan memilih informasi, mengklarifikasi atau menghitung dengan cara tertentu untuk menjawab pertanyaan.
Pada langkah ini guru mengarahkan agar peserta didik dapat mengidentifikasi, mrngklasifikasi, atau menghubungkan data dan informasi yang diperoleh. Hasil akhir dari tahap ini adalah simpulan-simpulan yang merupaan jawaban atas pertanyan yang dirumuskan.
e.    Mengkomunikasikan (communicating)
peserta didik menyampaikan simpulan hasil hasil analisis serta lisan, tertulis, atau menyampaikannya melalui media lain. pada kegiatan ini pesertadidik dapat juga memajang atau memamerkan hasil karyanya di ruang kelas atau mengunggah (upload) pada blog yang dimiliki.
Guru memberikan umpan balik, memberikan penguatan dan memberikan penjelasan secara lebih luas, membantu peserta didik untuk menentukan butir-butir penting dan simpulan yang di presentasikan.
Pendekatan saintifik sebagai ruh dari kurikulum 2013 tersebut harus senantiasa mewarnai dalam kegiatan pembelajaran yang dikelola oleh guru. Kegiatan pembelajaran sendiri, pada umunya meliputi tiga tahapan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.
a.    Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan suasan awal pembelajaran yang efektif, sehingga memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sebagai contoh, ketika memulai pembelajaran, guru menyapa peserta didik dengan nada bersemangat dan gembira, mengecek kehadiran pserta didik, menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
b.      Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran karena terkait langsung dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dalam pendekatan saintifik ditujukan untuk memperoleh konsep, hukum, atau prinsip oleh peserta didik dengan bantuan guru melalui langkah-langkah kegiatan yang sudah dijelaskan dalam pendahuluan.
Pada akhir kegiatan inti, ada validasi data terhadap konsep, hukum, atau prinsip yang telah dikonstruk oleh peserta didik sendiri.
c.       Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup ditujukan untuk beberapa hal pokok, Pertama, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai oleh peserta didik. Pengayaan dapat dilakukan dengan memberikan tugas kepada peserta didik dengan membaca buku pelajaran atau sumber informasi lainnya untuk memantapkan pemahaman materi. Guru juga dapat meminta peserta didik untuk mengakses sumber-sumber informasi dari internet.
Kedua, guru dapat memberikan kegiatan remidial apabila terdapat peserta didik yang belum mencapai kompetensi yang diharapkan. Selain itu, guru dapat memberikan tugas tuma dan memberitahukan materi atau kompetensi berikutnya yang akan dipelajari.

E.     Peran Guru dalam Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013
Pada implementasi kurikulum 2013, guru tidak hanya sekedar membiarkan peserta didik memperoleh/mengkonstruk pengetahuan sendiri, namun guru memberi setiap bantuan yang diperlukan oleh peserta didik, seperti : bertindak sebagai fasilitator, mengatur/mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar, memberi umpan balik, memberikan penjelasan, memberi konfirmasi, dan lain-lain. Peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada implementasi kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
a.         Tahap Mengamati: Membantu peserta didik menemukan/ mendaftar/ menginventarisasi apa saja yang ingin/perlu diketahui sehingga dapat melakukan/ menciptakan sesuatu.
b.    Tahap Menanya: Membantu peseserta didik merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
c.    Tahap Mencoba/ mengumpulkan data (informasi): Membantu peserta didik merencanakan dan memperoleh data/informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
d.   Tahap Mengasosiasikan/menganalisis/mengolah data (informasi): Membantu peserta didik mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan.
e.    Tahap Mengkomunikasikan: Manager, pemberi umpan balik, pemberi penguatan, pemberi penjelasan/ informasi lebih luas.





BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Kurinasih, 2014:29) .
tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut.
·       Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa;
·       Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik;
·       Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan;
·       Diperolehnya hasil belajar yang tinggi;
·       Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide khususnya dalam menulis artikel ilmiah;
·       Untuk mengembangkan karakter siswa.
prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah :
·  Pembelajaran berpusat pada siswa;
·  Pembelajaran membentuk student”s self concept;
·  Pembelajaran terhindar dari verbalisme;
·  Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasikan konsep, hukum, dan prisip;
·  Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa;
·  Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru;
·  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi;
·  Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.



DAFTAR PUSTAKA

https://www.amongguru.com/langkah-langkah-pembelajaran-dengan-pendekatan-saintifik-dalam-kurikulum-2013/
Kurinasih, Imas. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kata Pena
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 65 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Musfiqon dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan pembelajaran saintifik. Sidoarjo: Nizamia learning center




Komentar