MAKALAH
MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN
“Konsep,
teori, prinsip dan sintaks (pengetahuan prosedural) model pembelajaran
saintifik”
Dosen
pengampu :
Prof.Dr.Drs.Ekawarna,M.PSi
Disusun
oleh :
Aminah
Ramalia (RRA1A116010)
Liskayeni
Romita S (RRA1A116035)
Aditya
Chairul (RRA1A116006)
PENDIDIKAN
EKONOMI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
KATA
PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul "konsep, teori,
prinsip dan sintaks (pengetahuan prosedural) melalui pendekatan saintifik".
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin.
Terlepas
dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir
kata kami berharap semoga makalah ini
dapat menginspirasi para pembaca untuk mengangkat permasalahan lain.
Tim Penyusun
10 september
2018
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................
ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang....................................................................................................... 1
B.
Rumusan masalah.................................................................................................. 2
C.
Tujuan.................................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Konsep
pembelajaran dengan pendekatan saintifik............................................. 3
B. Hakikat
pendekatan ilmiah (scientific approach)................................................. 5
C. Tujuan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik.............................................. 7
D. Prinsip
pembelajaran dengan pendekatan saintifik.............................................. 7
E. Langkah-langkah
dalam pembelajaran saintifik................................................... 8
F. Peran
guru dalam pembelajaran saintifik kurikulum 2013................................. 11
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................ 13
B. Saran.................................................................................................................. 14
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................... 15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada hakikatnya, proses belajar mengajar merupakan sebuah sistem yang di
dalamnya memiliki berbagai komponen yang saling bekerja sama dan terpadu untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan
pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, metode dan strategi
belajar mengajar, alat atau media, sumber pelajaran dan evaluasi. Tentu saja,
sebelum memutuskan untuk menerapkan metode dan media tertentu dalam
pembelajaran, guru hendaknya terlebih dahulu mengenali karakteristik siswa dan
karakteristik bahan ajar.
Dalam konsep lama model penyampaian informasi, pendidik (teacher)
berperan sebagai seorang expert yang menyampaikan informasi kepada peserta
didik (learner). Akan tetapi, seiring dengan perubahan kurikulum, pembelajaran
dituntut untuk lebih melibatkan peran aktif peserta didik (Nurul, 2009).
Apalagi saat ini siswa mempunyai kreativitas yang lebih tinggi, memiliki
keinginan untuk mencari dan mendapatkan sesuatu yang baru, anti kemonotonan dan
berjiwa dinamis. Karakter seperti ini tentu saja harus diikuti dengan pola
pengajaran guru yang mampu menampung perubahan tersebut. Guru hendaknya
memiliki kepekaan menyediakan, menunjukkan, membimbing, dan memotivasi siswa
agar mereka dapat berinteraksi dengan berbagai sumber belajar yang ada.
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan
proses seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan
dan menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses tersebut, bantuan guru diperlukan.
Akan tetapi bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin
bertambah dewasanya peserta didik atau semakin tingginya kelas peserta didik.
B. Rumusan masalah
a. apakah
yang dimaksud dengan konsep pembelajaran dengan pendekatan saintifik?
b. apakah
yang dimaksud dengan hakikat pendekatan ilmiah (scientific approach)?
c. Apakah
yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik?
d. Apakah
yang dimaksud dengan prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik?
e. Apa
saja langkah-langkah dalam pembelajaran saintifik?
f. Apakah
peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik?
C.
Tujuan
a. Untuk
mengetahui konsep pembelajaran dengan pendekatan saintifik
b. Untuk
mengetahui hakikat pendekatan ilmiah (scientific approach)
c. Untuk
mengetahui tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
d. Untuk
mengetahui prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik
e. Untuk
mengetahui langkah-langkah dalam pembelajaran saintifik
f. Mengetahui
peran guru dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
pembelajaran dengan pendekatan saintifik
Pendekatan
adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori
tertentu. Oleh karena itu banyak pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan
sama artinya dengan metode, padahal berbeda. Dalam pendekatan dapat
dioperasionalkan sejumlah metode. Misalnya, dalam penerapan pendekatan
saintifik dapat dioperasionalkan metode observasi, metode diskusi, metode
ceramah, serta metode lainnya. Artinya, pendekatan itu lebih luas dibandingkan
metode pembelajaran.
Pendekatan ilmiah
berarti konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode
mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran
ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis
pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode
ilmiah.
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses
pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif
mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati
(untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan
atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau
prinsip yang “ditemukan” (Kurinasih, 2014:29) . Pendekatan saintifik
dimaksudkan memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami
berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari
mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada infromasi searah guru. Oleh karena
itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong
peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi dan
bukan hanya diberi tahu.
Terdapat tiga prinsip
utama dalam menggunakan pendekatan ilmiah; yaitu:
1. Belajar peserta didik aktif,
dalam hal ini termasuk inquiry-based learning atau belajar berbasis
penelitian, cooperative learning atau belajar berkelompok, dan belajar
berpusat pada peserta didik. Assessment berarti pengukuran kemajuan
belajar peserta didik yang dibandingkan dengan target pencapaian tujuan
belajar.
2.
Keberagaman
mengandung makna bahwa dalam pendekatan ilmiah mengembangkan pendekatan
keragaman. Pendekatan ini membawa
konsekuensi peserta didik unik, kelompok peserta didik unik, termasuk keunikan
dari kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta
konteks.
3.
Metode
Ilmiah merupakan teknik merumuskan pertanyaan dan menjawabnya melalui kegiatan
observasi dan melaksanakan percobaan. Dalam penerapan metode ilmiah terdapat
aktivitas yang dapat diobservasi seperti mengamati, menanya, mengolah, menalar,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Pelaksanaan metode ilmiah tersusun
dalam tujuh langkah berikut:
1) Merumuskan pertanyaan.
2) Merumuskan latar belakang
penelitian.
3) Merumuskan hipotesis.
4) Menguji hipotesis melalui
percobaan.
5) Menganalisis hasil penelitian dan
merumuskan kesimpulan.
6) Jika hipotesis terbukti benar
maka dapat dilanjutkan dengan laporan.
7) Jika Hipotesis terbukti tidak
benar atau benar sebagian maka lakukan pengujian kembali.
Dalam
Kurinasih (2014) disebut pembelajaran dengan pendekatan saintifik memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. berpusat
pada siswa;
2. melibatkan
keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, hukum,
dan prinsip;
3. melibatkan
proses-prose kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek,
khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa;
4. dapat
mengembangkan karakter siswa.
Penerapan
metode ilmiah merupakan proses berpikir logis berdasarkan fakta dan teori.
Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai. Karena itu kemampuan
bertanya merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan berpikir ilmiah.
Informasi baru digali untuk menjawab pertanyaan.
Oleh karena itu, penguasaan teori dalam
sebagai dasar untuk menerapkan metode ilmiah. Dengan menguasi teori maka
peserta didik dapat menyederhanakan penjelasan tentang suatu gejala,
memprediksi, memandu perumusan kerangka pemikiran untuk memahami masalah.
Bersamaan dengan itu, teori menyediakan konsep yang relevan sehingga teori
menjadi dasar dan mengarahkan perumusan pertanyaan penelitian.
B. Hakikat pendekatan ilmiah (scientific
approach)
Pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan saintifik artinya pembelajaran itu dilakukan
secara ilmiah. Oleh karena itu, pendekatan saintifik (scientific)
disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan
dengan suatu proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai
titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik.
Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang
penalaran deduktif (deductive reasoning). Penalaran deduktif melihat
fenomena umum untuk kemudian menarik simpulan yang spesifik. Sebaliknya, penalaran
induktif memandang fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik
simpulan secara keseluruhan. Sejatinya, penalaran induktif menempatkan
bukti-bukti spesifik ke dalam relasi idea yang lebih luas. Metode ilmiah
umumnya menempatkan fenomena unik dengan kajian spesifik dan detail untuk
kemudian merumuskan simpulan umum (Daryanto, 2014: 55).
Dapat
diketahui bahwa metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu
atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau
mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat disebut ilmiah,
metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti
dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip
penalaran yang spesifik. Karena itu, metode ilmiah umumnya memuat serangkaian
aktivitas pengumpulan data melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi
atau data, menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis.
Dengan
demikian, pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah itu lebih efektif hasilnya
dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Hasil penelitian membuktikan
bahwa pada pembelajaran tradisional, retensi informasi dari tenaga pendidik
sebesar 10 persen setelah 15 menit dan perolehan pemahaman kontekstual sebesar
25 persen. Pada pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, retensi informasi dari
tenaga pendidik sebesar lebih dari 90 persen setelah dua hari dan perolehan
pemahaman kontekstual sebesar 50-70 persen.
Pada
hakikatnya, sebuah proses pembelajaran yang dilakukan di kelas-kelas bisa
dipadankan sebagai sebuah proses ilmiah. Oleh sebab itulah, dalam Kurikulum
2013 diamanatkan tentang apa sebenarnya esensi dari pendekatan saintifik pada
kegiatan pembelajaran. Ada sebuah keyakinan bahwa pendekatan ilmiah merupakan
sebentuk titian emas perkembangan dan pengembangan sikap (ranah afektif),
keterampilan (ranah psikomotorik), dan pengetahuan (ranah kognitif)
peserta didik. Melalui pendekatan ini diharapkan peserta didik dapat menjawab
rasa ingin tahunya melalui proses yang sistematis sebagaimana langkah-langkah
ilmiah. Dalam rangkaian proses pembelajaran secara ilmiah inilah peserta didik
akan menemukan makna pembelajaran yang dapat membantu peserta didik untuk
mengoptimalkan kognisi, afeksi dan psikomotor. Para saintist juga
berproses sebagaimana operasionalisasi pendekatan ini, yaitu dengan
mengoptimalkan penalaran induktif dan deduktif untuk mencari tahu tentang suatu
hal. Jika praktik ini diterapkan di sekolah, maka akan membentuk pembiasaan
ilmiah yang berkelanjutan. Berikut ini bagan tentang pola berfikir secara
ilmiah.
C. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan
saintifik
Tujuan
pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan
tersebut. Beberapa tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
sebagai berikut.
1.
Untuk meningkatkan kemampuan intelek,
khususnya kemampuan berpikir
tingkat tinggi siswa;
2.
Untuk membentuk kemampuan siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah
secara sistematik;
3.
Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa
merasa bahwa belajar itu
merupakan suatu kebutuhan;
4.
Diperolehnya hasil belajar yang tinggi;
5.
Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan
ide-ide khususnya dalam
menulis artikel ilmiah;
6.
Untuk mengembangkan karakter siswa.
Prinsip pembelajaran dengan pendekatan
saintifik
Beberapa
prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut.
1.
Pembelajaran berpusat pada siswa;
2.
Pembelajaran membentuk student”s self
concept;
3.
Pembelajaran terhindar dari verbalisme;
4.
Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengasimilasi dan mengakomodasikan konsep, hukum, dan prisip;
5.
Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan
kemampuan berpikir siswa;
6.
Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar
siswa dan motivasi mengajar guru;
7.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melatih kemampuan dalam komunikasi;
8.
Adanya proses validasi terhadap konsep,
hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.
D. Langkah-langkah pembelajaran dengan
pendekatan saintifik
Pendekatan saintifik merupakan ciri pembelajaran
dalam Kurikulum 2013. Di dalam Permendikbud Nomor 103 tahun 2014, dijelaskan
bahwa terdapat lima langkah dalam pendekatan santifik, yaitu mengamati (observing),
menanya (questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting),
menalar atau mengasosiasi (associating), dan mengkomunikasikan (communicating).
a.
Mengamati
(observing)
Peserta didik menggunakan panca
indranya untuk mengamati fenomena yang relevan dengan apa yang dipelajari.
Milsalnya untuk mata pelajaran IPA: peserta didik mengamati pelangi, untuk mata
pelajaran Bahasa Inggris: peserta didik mendengarkan percakapan, dan untuk mata
pelajaran Bahasa Indonesia: peserta didik membaca teks.
Fenomena yang dapat diamati secara
langsung maupun melalui media audio visual. Hasil yang diharapkan dari kegiatan
ini adalah peserta didik mendapatkan pengetahuan secara faktual, pengalaman,
dan serangkaian informasi yang belum diketahui (gap of knowledge).
Kegiatan mengamati juga akan
membantu peserta didik menginventarisasi segala sesuatu yang belum diketahuinya
tersebut. Supaya kegiatan mengamati dapat terlaksana dengan baik. Maka
sebaiknya guru perlu menemukan fenomena yang akan diamati, merancang, mempersiapkan,
menunjukan atau menyediakan sumber belajar yang relevan dengan Kompetensi Dasar
atau materi pembelajaran yang akan diamati oleh peserta didik.
b.
Menanya (questioning)
peserta didik merumuskan pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahaminya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dapat mencakup jawaban tentang pertanyaan faktual, konseptual maupun prosedural
sampai pada pertanyaan yang bersifat hipoteti
hasil dari kegiatan ini adlaah
serangkaian pertanyaan peserta didik. Khususnya yang mengarah atau relevan
dengan indicator-indikator Kompetensi Dasar yang sudah dirumuskan. Guru
membantu peserta didik dalam merumuskan pertanyaan berdasrkan daftar hal-hal
yang ingin diketahui. Agar dapat melakukan atau menciptakan sesuatu.
Misalnya guru membantu peserta
didik dengan merumuskan pertanyaan pancingan terkait dengan apa yang sedang
diamati.
c.
Mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting)
Peserta didik mengumpulkan data
melalui berbagai teknik. Misalnya melakukan eksperimen, mengamati
objek/kejadian/aktivitas. Wawancara dengan narasumber, membaca buku pelajaran/
kamus/ ensiklopedia/ serangkaian data statistik. Sedangkan guru memfasilitasi
sumber-sumber belajar, lembar kerja (worksheet), media serta alat peraga, alat
dan bahan eksperimen
Guru juga bertugas membimbing dan
mengarakan peserta didik untuk mengisi lembar kerja menggali informasi tambahan
yang dapat dilakukan secara berulang-ulang sampai peserta didik memperoleh
informasi atau data yang dibutuhkan. Hasil dari kegiatan ini adalah serangkaian
data atau informasi yang relevan dengan serangkaian Kompetensi Dasar.
d.
Menalar/mengasosiasi (associating)
Peserta didi mengolah informasi
yang sudah dikumpulkan. Dalam taha kegiatan ini peserta didik memecah, memilah
dan memilih informasi, mengklarifikasi atau menghitung dengan cara tertentu
untuk menjawab pertanyaan.
Pada langkah ini guru mengarahkan
agar peserta didik dapat mengidentifikasi, mrngklasifikasi, atau menghubungkan
data dan informasi yang diperoleh. Hasil akhir dari tahap ini adalah
simpulan-simpulan yang merupaan jawaban atas pertanyan yang dirumuskan.
e.
Mengkomunikasikan (communicating)
peserta didik menyampaikan simpulan
hasil hasil analisis serta lisan, tertulis, atau menyampaikannya melalui media
lain. pada kegiatan ini pesertadidik dapat juga memajang atau memamerkan hasil
karyanya di ruang kelas atau mengunggah (upload) pada blog yang dimiliki.
Guru memberikan umpan balik,
memberikan penguatan dan memberikan penjelasan secara lebih luas, membantu
peserta didik untuk menentukan butir-butir penting dan simpulan yang di
presentasikan.
Pendekatan saintifik
sebagai ruh dari kurikulum 2013 tersebut harus senantiasa
mewarnai dalam kegiatan pembelajaran yang dikelola oleh guru. Kegiatan
pembelajaran sendiri, pada umunya meliputi tiga tahapan, yaitu pendahuluan,
inti, dan penutup.
a.
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan
bertujuan untuk menciptakan suasan awal pembelajaran yang efektif, sehingga
memungkinkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
Sebagai contoh, ketika memulai pembelajaran, guru menyapa peserta
didik dengan nada bersemangat dan gembira, mengecek kehadiran pserta didik,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
b.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan
kegiatan utama dalam proses pembelajaran karena terkait langsung dengan
pencapaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dalam pendekatan saintifik
ditujukan untuk memperoleh konsep, hukum, atau prinsip oleh peserta didik
dengan bantuan guru melalui langkah-langkah kegiatan yang sudah dijelaskan
dalam pendahuluan.
Pada akhir kegiatan
inti, ada validasi data terhadap konsep, hukum, atau prinsip yang telah
dikonstruk oleh peserta didik sendiri.
c.
Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup
ditujukan untuk beberapa hal pokok, Pertama, pengayaan materi
pelajaran yang dikuasai oleh peserta didik. Pengayaan dapat dilakukan dengan
memberikan tugas kepada peserta didik dengan membaca buku pelajaran atau sumber
informasi lainnya untuk memantapkan pemahaman materi. Guru juga dapat meminta
peserta didik untuk mengakses sumber-sumber informasi dari internet.
Kedua, guru dapat memberikan
kegiatan remidial apabila terdapat peserta didik yang belum mencapai kompetensi
yang diharapkan. Selain itu, guru dapat memberikan tugas tuma dan
memberitahukan materi atau kompetensi berikutnya yang akan dipelajari.
E.
Peran Guru dalam Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013
Pada implementasi kurikulum 2013, guru tidak hanya sekedar membiarkan
peserta didik memperoleh/mengkonstruk pengetahuan sendiri, namun guru memberi
setiap bantuan yang diperlukan oleh peserta didik, seperti : bertindak sebagai
fasilitator, mengatur/mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar, memberi umpan
balik, memberikan penjelasan, memberi konfirmasi, dan lain-lain. Peran guru
dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada implementasi kurikulum 2013
adalah sebagai berikut:
a.
Tahap
Mengamati: Membantu peserta didik menemukan/ mendaftar/ menginventarisasi apa
saja yang ingin/perlu diketahui sehingga dapat melakukan/ menciptakan sesuatu.
b.
Tahap
Menanya: Membantu peseserta didik merumuskan pertanyaan berdasarkan daftar
hal-hal yang perlu/ingin diketahui agar dapat melakukan/menciptakan sesuatu.
c.
Tahap
Mencoba/ mengumpulkan data (informasi): Membantu peserta didik merencanakan dan
memperoleh data/informasi untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan.
d.
Tahap
Mengasosiasikan/menganalisis/mengolah data (informasi): Membantu peserta didik
mengolah/menganalisis data/informasi dan menarik kesimpulan.
e.
Tahap
Mengkomunikasikan: Manager, pemberi umpan balik, pemberi penguatan, pemberi
penjelasan/ informasi lebih luas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendekatan
saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data
dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan
mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan” (Kurinasih,
2014:29) .
tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah
sebagai berikut.
·
Untuk meningkatkan kemampuan intelek,
khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa;
·
Untuk membentuk kemampuan siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah secara sistematik;
·
Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa
merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan;
·
Diperolehnya hasil belajar yang tinggi;
·
Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan
ide-ide khususnya dalam menulis artikel ilmiah;
·
Untuk mengembangkan karakter siswa.
prinsip
pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran adalah :
· Pembelajaran
berpusat pada siswa;
· Pembelajaran
membentuk student”s self concept;
· Pembelajaran
terhindar dari verbalisme;
· Pembelajaran
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasikan
konsep, hukum, dan prisip;
· Pembelajaran
mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa;
· Pembelajaran
meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar guru;
· Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi;
· Adanya
proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa
dalam struktur kognitifnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.amongguru.com/langkah-langkah-pembelajaran-dengan-pendekatan-saintifik-dalam-kurikulum-2013/
Kurinasih, Imas. 2014. Sukses Mengimplementasikan
Kurikulum 2013. Kata Pena
Kemendikbud. 2013. Permendikbud No. 65 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Musfiqon dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan pembelajaran saintifik.
Sidoarjo: Nizamia learning center
Komentar
Posting Komentar